Fluktuasi Harga jadi Tantangan Pengusaha Kopi di Aceh

Dalam Dialog UMKM yang disiarkan oleh Radio Republik Indonesia (RRI), Ridwan, pemilik Gayo Land Coffee, berbagi cerita mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pelaku usaha kopi lokal. Dalam kesempatan ini, tema yang diangkat adalah “Keunggulan Kopi Arabika dan Robusta: Gayo Land Coffee Menyajikan Rasa dan Kualitas UMKM Lokal.”

Ridwan menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam usaha kopi adalah fluktuasi harga yang tidak dapat diprediksi. “Harga kopi sangat dipengaruhi oleh musim panen. Saat ini harga kopi Arabika grade 1 masih stabil, sekitar Rp 110.000 hingga Rp 115.000 per kilogram, namun dalam beberapa bulan mendatang harga tersebut diperkirakan akan naik,” ungkap Ridwan.

Selain itu, faktor cuaca juga memengaruhi proses produksi, terutama dalam pengeringan biji kopi, yang membutuhkan kondisi cuaca yang ideal.

Dalam mengatasi masalah ini, Gayo Land Coffee tetap menjaga konsistensi harga produk, meskipun terkadang menghadapi kesulitan dalam menyamakan harga dengan kondisi pasar. “Kami harus menunggu event tertentu sebelum revisi harga produk,” lanjutnya.

Selain tantangan terkait harga dan cuaca, Ridwan juga menyoroti tantangan dalam menjaga kualitas kopi, terutama untuk kopi dengan metode pemrosesan tertentu seperti kopi wine yang memerlukan proses fermentasi yang lebih lama.

Gayo Land Coffee, yang sudah dikenal tidak hanya di tingkat nasional, namun juga internasional, tetap berusaha untuk mempertahankan kualitas dan rasa kopi yang dihasilkan. “Kami menjaga kualitas produk melalui kemasan yang sederhana, namun mudah dikenali. Kami juga memperhatikan harga jual agar tidak terlalu mahal,” jelas Ridwan. Meski harga menjadi pertimbangan, Gayo Land Coffee tetap berkomitmen untuk memberikan produk kopi terbaik.

Teknologi juga berperan penting dalam pengembangan bisnis kopi. “Dengan adanya teknologi, kami bisa mengakses pasar yang lebih luas. Dulu, saya mulai berjualan online melalui Bukalapak dan itu sangat membantu,” katanya.

Ridwan menambahkan bahwa banyak keuntungan yang didapat dari berjualan online, termasuk membangun kepercayaan konsumen, yang dapat membuka peluang untuk pemasaran produk kopi hingga ke luar negeri.

Dalam sesi tanya jawab, seorang pendengar bernama Kiana bertanya tentang bagaimana anaknya bisa mengembangkan usaha kopi seni (seperti membuat bentuk bunga dengan kopi). Ridwan menjelaskan bahwa ada banyak peluang belajar di Aceh, termasuk pelatihan barista dan pemahaman mendalam mengenai jenis kopi yang dapat diperoleh dari senior di dunia perkopian Gayo.

“Kopi adalah peluang bisnis yang luar biasa, meskipun prosesnya panjang. Yang terpenting adalah konsistensi dan kerja keras, karena tidak ada yang instan. Berjuanglah dari awal dengan sabar, Gayo Land Coffee menjadi salah satu contoh usaha lokal yang menunjukkan bahwa dengan dedikasi, kualitas, dan inovasi, produk lokal bisa go international”, pesan Ridwan.

sumber: https://www.rri.co.id/aceh/umkm/1306330/fluktuasi-harga-jadi-tantangan-pengusaha-kopi-di-aceh

Related posts
Tutup
Tutup